Saatnya Bendera Palestina di PBB
KAIRO– Perdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan kemarin menegaskan bahwa pengakuan terhadap Negara Palestina yang merdeka merupakan satu kewajiban.
Menurut Erdogan, inilah saatnya mengibarkan bendera Palestina di Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB). Dalam pidatonya di Kairo,Erdogan menyatakan mendukung upaya pengakuan Palestina di PBB.Dia juga menuduh Israel merusak perdamaian di Timur Tengah. “Mengakui NegaraPalestina bukan satu pilihan, itu sebuah kewajiban,” tegas Erdogan di kantor pusat Liga Arab di Kairo kemarin, dikutip AFP.
Pernyataan Erdogan itu bertepatan dengan upaya Palestina mencari dukungan untuk keanggotaan penuh di PBB yang secara resmi akan diluncurkan pekan depan. “Sebelum akhir tahun ini kita akan melihatPalestina di PBB dalam situasi yang sangat berbeda.Ini waktunya benderaPalestina dikibarkan di PBB,”kata Erdogan.
“Mari kibarkan bendera Palestina dan biarkan bendera itu menjadi simbol perdamaian dan keadilan di Timur Tengah.” Menurut Erdogan, Turki dan Arab harus bekerja sama dengan Palestina.“Upaya Palestina merupakan usaha martabat manusia. Amerika Serikat (AS) harus mempertimbangkan lagi pernyataan yang dibuatnya dalam hubungan dengan upaya Palestina di PBB.Prasangka ini tidak cocok dijadikan kebijakan luar negeri sebuah negara seperti Amerika Serikat,”tegas Erdogan.
Tapi, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman kemarin memperingatkan akan ada konsekuensi keras jika Palestina tetap melakukan rencana mereka untuk mencari pengakuan di PBB. “Saatnya belum tepat untuk memberikan detail apa yang akan terjadi,” ujar Lieberman.
Sebelumnya dia pernah menyeru agar Israel memutus hubungan dengan pemerintahan Presiden Palestina Mahmud Abbas kalau Palestina tetap bersikeras maju ke PBB. “Yang bisa saya katakan dengan kepercayaan terbesar adalah dari saat mereka meloloskan kebijakan sepihak,maka akan ada konsekuensi keras. Saya harap kita tidak perlu masuk ke konsekuensi itu dan semua keputusan harusnya diambil dengan negosiasi,”kata dia.
Turki saat ini masih berseteru dengan Israel karena kasus serangan pasukan rezim Zionis ke kapal bantuan Palestina, Mavi Marmara, yang menewaskan sembilan aktivis Turki. Erdogan menyatakan, konflik diplomatik dengan Israel tidak akan membaik hingga rezim Zionis itu meminta maaf atas tewasnya sembilan warga Turki.
“Tidak perlu dipertanyakan lagi tentang Turk i menormalisasi hubungan dengan Israel, hingga Israel meminta maaf atas kejadian penyerbuan kapal bantuan pada tahun lalu, membayar kompensasi, dan mencabut blokade yang diberlakukan di Gaza. Israel menganggap dirinya berada di atas hukum. Israel menutup telinga atas desakan Turki,”ucap Erdogan.
Awal bulan ini Ankara mengusir duta besar Israel dan menghentikan semua hubungan militer dan perdagangan dengan Israel karena rezim Zionis itu menolak meminta maaf atas penyerbuan Mavi Marmara. Palestinamempersiapkan pengajuan resmi untuk menjadi anggota PBB ke-194 saat Majelis Umum memulai pertemuan pada 20 September,meski Amerika Serikat (AS) dan Israel menentangnya.
Presiden AS Barack Obama pada Senin (12/9) menyatakan, upaya Palestinaitu gangguan yang tidak akan menghasilkan berdirinya negara.Sedangkan, Rusia menyatakan akan mendukung Palestina. Uni Eropa hingga kini masih gamang menentukan sikapnya atas upaya Palestina. Pada Senin (12/9) para menteri luar negeri (menlu) Liga Arab sepakat untuk menggalang dukungan bagi upaya Palestina.
Menlu Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani yang memimpin pertemuan Liga Arab menjelaskan, mendukung upaya Palestina ke PBB ini merupakan tantangan utama yang dihadapi 22 anggota Liga Arab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar