Untuk memaksa tahanan Palestina mengakui sebuah fakta, Israel tidak segan-segan menggunakan berbagai cara meski sangat brutal, kejam dan jahat. Bahkan anak—anak Palestina tidak selamat dari cara-cara sadis ini.
Sejumlah advokat Palestina yang menerima informasi dari tahanan anak-anak menegaskan bahwa badan intelijen Israel Shabak (Shinbet) mengintrogasi mereka di permukiman yahudi dekat kota-kota Palestina dengan cara siksaan menggunakan setrum listrik.
Tahanan Raid Sulaim Ridwan yang ditahan sejak 5 Agustus tahun ini dari Qalqiliah menegaskan, pasukan Israel menyeretnya ke kamp militer Shafen. Setelah tiga jam ia dipindah ke permukiman yahudi Ariel dan diinterogasi di sana.
Interogrator Israel membenturkan kepalanya di tembok agar mengakui tudingan yang dialamatkan kepadanya. Kemudian sekujur tubuhnya dipukuli Israel dan diancam akan disetrika dan dibakar kulitnya jika tidak mengaku.
Sementara tahanan Muhammad Ali Ridwan yang ditangkap di desanya Azon di Qalqiliah tengah pada 3 Agustus lalu menegaskan, seorang pasukan Israel memaksanya melepaskan pakaiannya untuk menutup matanya. Kemudian Israel memaksanya untuk menyerahkan semua barang-barangnya.
Ketika sang tahanan menyatakan tidak memiliki barang-barang, pasukan Israel memukulnya dengan senapan dan ditendang di bagian perut dan punggungnya. Setelah itu Israel menyeretnya di tanah sehingga mengalami luka-luka berat.
Hal yang sama terjadi dengan pemuda Yahya Ali Udwan (15). Ia menegaskan, pasukan Israel menangkapnya di desa Azon dan dibawah ke pemukiman yahudi Arail untuk diintrogasi. Interogator Israel memukul wajah berkali-kali.
Kemudian sebuah alat setrum dijepitkan di pundaknya, kemudian interogator menyetrum anak Palestina itu dengan listrik. Sontak sekujur tubuhnya bergetar kencang karena sengatan listrik.
Beberapa saat kemudian setruman listrik itu diulang sambil diancam akan disiksa terus jika tidak mengakui atau memberikan informasi miliknya. Akhirnya, tahanan bocah ini terpaksa menandatangani bahwa dirinya anak yang alim beragama karena takut siksaan.
Siksaan setrum listrik juga terjadi dengan tahanan Abdul Hamid Abu Haniyah (16). Ia memiliki dua saudaranya Jihad dan Ahmad Abu Haniyah yang ditahan Israel di penjara Magedo.
Minggu, 24 Juli 2011
Rabu, 20 Juli 2011
luna cohen
Qamar al Khattab (Luna “Melul” Cohen)
Luna Cohen, lahir di kota Tetouan, Maroko dari keluarga Yahudi. Pada usia 16 tahun, ia sudah meninggalkan rumah rumah keluarga di Maroko untuk melanjutkan sekolahnya di sekolah khusus perempuan Bet Yaakov di Washington Heights, Manhattan, Amerika Serikat. Bet Yaakov adalah sebuah sekolah Yahudi Ortodoks yang dikenal rasis.
Usia 18 tahun ia memutuskan menikahi lelaki yang sampai saat ini menjadi suaminya. Sejak menikah, Luna dan suaminya sampai tiga kali berpindah tempat tinggal di apartemen yang ada di Brooklyn, New York karena ia dan suaminya merasa tidak pernah bahagia tinggal di lingkungan masyarakat Yahudi di tempat tinggalnya. Pasangan suami isteri itu kemudian memutuskan untuk membangun masa depan di Israel. Luna beserta suami yang ketika itu sudah dikaruniai empat anak, akhirnya pindah ke Israel.
Ketika tiba di Israel, Luna dan keluarganya tinggal pemukiman Yahudi, Gush Qatif di wilayah Jalur Gaza. Luna mengaku menjalani masa-masa yang berat karena melihat “cara hidup” orang-orang Yahudi di tempat tinggalnya itu dan meminta pada suaminya agar mereka pindah saja ke Netivot, yang terletak sekitar 23 kilometer ke arah utara di wilayah pendudukan Israel di Palestina.
Di tempat itu, Luna lagi-lagi menyaksikan kehidupan masyarakat Yahudi Israel yang disebutnya tidak berpendidikan. “Mungkin cuma satu dari sejuta anak yang berperilaku baik,” kata Luna. Ia menyaksikan bagaimana orang-orang Yahudi di Netivot, sama seperti di pemukiman Yahudi Gush Qatif, membenci orang-orang yang bukan Yahudi yaitu orang-orang Arab Palestina.
Beginilah kelakuan anak-anak Yahudi di Israel terhadap orang Muslim
“Kami melihat tindakan mereka sebagai tindakan mereka yang buruk dan mau menang sendiri. Pada titik ini, saya dan suami tidak sepakat dengan sikap orang-orang Yahudi itu,” ujar Luna.
Hingga suatu hari suami Luna yang juga Yahudi tapi sekuler, pulang ke rumah dan mengatakan bahwa baru saja membaca al-Quran dan memutuskan untuk masuk Islam. Luna tidak tahu, bahwa suaminya selama ini banyak mempelajari Islam lewat dialog yang dilakukannya dengan seorang Muslim asal Uni Emirat Arab yang dijumpainya saat masih tinggal di pemukiman Gush Qatif. Selama dua tahun suami Luna dan kenalan Muslimnya itu berdiskusi tentang Yudaisme dan Islam.
Mendengar pernyataan suaminya ingin masuk Islam, Luna mengaku sangat-sangat syok. “Karena dalam Yudaisme, kami selalu diajarkan untuk membenci agama lain,” kata Luna yang sebenarnya mempertanyakan ajaran yang dinilainya “mau menang sendiri” itu.
Tapi sang suami cukup bijak dan mengatakan bahwa Luna boleh tetap memeluk agama Yahudi jika tidak mau masuk Islam, karena dalam Islam, seorang lelaki Muslim boleh menikah dengan perempuan ahli kitab. Suami Luna pun masuk Islam dan memakai nama Islam Yousef al-Khattab.
Dua minggu setelah suaminya masuk Islam, Luna tertarik untuk membaca al-Quran dan ketika ia membacanya, Luna merasa semua pertanyaan yang mengganjal di kepalanya terjawab semua dalam al-Quran. Luna lalu menyusul suaminya mengucapkan dua kalimah syahadat dan menjadi seorang Muslimah. Luna memilih nama Qamar sebagai nama Islamnya.
Keluarga Khattab (dahulu Cohen)
Karena situasi yang tidak memungkinan buat mereka untuk tinggal lebih lama wilayah Israel, keluarga mualaf itu lalu memutuskan pindah ke Maroko, negara asal Luna pada tahun 2006. Sampai saat ini, pasangan Yousef dan Qamar al-Khattab hidup bahagia di tengah saudara-saudara Muslim Maroko dan menemukan kehidupan sejati setelah menemukan kebenaran dalam jalan Islam.
waspasdai yahudi....
“Orang-orang asing (bukan Yahudi) tak lebih dari seekor anjing, sedangkan Hari Lebaran bangsa Yahudi tidak diperuntukkan bagi orang asing atau anjing. Bagi bangsa Yahudi diperkenankan memberi makan pada anjing, tetapi dilarang memberikan makanan daging kepada orang asing. Bahkan lebih baik memberi makan anjing, karena anjing lebih utama dari para goyim. (non-Yahudi. Pen)” (Lihat, buku Talmud dan Ambisi Yahudi, karya Zhafrul Islam Khan (judul asli: Talmud Tariikhuhu wa Ta’alimuhu, diterjemahkan oleh Musthafa Mahdamy, 1985).
Sumber: http://www.divineperformance.com
Adakah logika Talmud ini yang dipakai oleh serdadu-serdadu Yahudi dalam melepaskan anjing-anjing mereka untuk mengoyak-koyak tubuh bocah-bocah Palestina yang tidak berdaya?.Anjing Anjing Israel yg siap melahap mayat anak anak palestina
Mungkin kita memang sudah kehabisan kata-kata untuk melukiskan kebiadaban kaum Yahudi Israel . Hari demi hari, mereka bukan menghentikan invasi dan kebiadabannya di Jalur Gaza , tetapi bahkan semakin bertambah brutal. Kaum Yahudi itu tidak peduli bahwa yang menjadi korban serangan mereka adalah ribuan wanita dan anak-anak. Raungan dan jerit tangis anak-anak Palestina yang tercabik-cabik tubuhnya oleh peluru dan rudal Israel tak meluluhkan hati kaum Zionis ini untuk menghentikan kebiadabannya.
Bahkan, apa yang kemudian terjadi sungguh di luar bayangan manusia. Kaum Zionis itu bukan hanya membunuhi anak-anak, tetapi juga melepaskan anjing-anjing mereka untuk melahap tubuh jenazah anak-anak Palestina.Mengutip berita di situs Islamonline. com , (16/1/2009), masih memampang sebuah berita yang menceritakan ketakjuban Dokter Kayed Abu Aukal menyaksikan kondisi tubuh seorang anak Palestina berumur 4 tahun.
Diceritkan, bahwa Shahd, anak itu, terkena bom Zionis-Yahudi ketika sedang bermain di belakang rumahnya di kamp pengungsi Jabalita. Orang tua Shahd yang mencoba mengambil jenazah anaknya, justru ditembaki tentara Zionis. Selama lima hari jasad Shahd tidak terurus dan tergelak di tanah. Akhirnya, tentara-tentara Zionis melepaskan beberapa ekor anjing yang langsung mengoyak jasad Shahd yang sudah tak bernyawa.
“Kami sudah melihat pemandangan yang sangat memilukan selama 18 hari ini. Kami mengambil tubuh anak-anak yang terbakar atau terpisah-pisah, tapi kami belum pernah melihat hal yang seperti ini,” kata dr. Aukal.
Melihat jenazah adik perempuannya yang masih balita menjadi santapan anjing-anjing tentara Israel, saudara laki-laki Shahd bernama Matar dan sepupunya bernama Muhammad, nekad mendekati jenazah Shahd, tapi keduanya juga ditembaki tentara-tentara Zionis hingga gugur syahid.
Tetangga keluarga Shahd, Omran Zayda mengungkapkan, tentara-tentara Zionis Israel itu sengaja melakukan kekejaman itu.
“Mereka (pasukan Zionis) mencegah keluarga Shahd yang ingin mengambil jenazahnya, dan mereka tahu anjing-anjing itu akan memakan jenazah Shahd,” ujar Zayda.
” Tentara-tentara Israel itu bukan hanya membunuh anak-anak kami, mereka juga dengan sengaja melakukan cara-cara yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Kalian tidak akan pernah bisa membayangkan apa yang dilakukan anjing-anjing itu terhadap tubuh Shahd,” tukas Zayda sambil menahan cucuran air matanya.
Sejumlah warga Palestina mengungkapkan, banyak warga mereka yang mengalami hal yang sama dengan Shahd. Di Jabaliya, tentara-tentara Israel menembaki keluarga Abd Rabu yang sedang memakamkan anggota keluarga yang menjadi korban serangan Israel . Tembakan membuat orang-orang yang ingin memakamkan berlarian mencari perlindungan
Bukan cuma menembaki, tentara-tentara Zionis kemudian melepaskan beberapa ekor anjing ke arah jenazah-jenazah yang belum sempat dimakamkan. “Apa yang terjadi kemudian sangat mengerikan dan tidak bisa dibayangkan, ” kata Saad Abd Rabu.
“Anak-anak lelaki kami meninggal di depan mata kami dan kami dihalang-halangi untuk menguburkan jenazahnya. Lalu tentara-tentara Israel itu melepaskan beberapa ekor anjing ke dekat jenazah itu, seakan-akan kekejaman yang sudah mereka lakukan pada kami belum cukup,” tutur Abd Rabu tak kuasa menahan tangisnya.
Begitulah cerita tentang kebiadaban Zionis-Israel. Tentu saja kebiadaban semacam ini sudah tersiar ke seluruh penjuru dunia. PBB sudah mengecam kebiadaban Israel . Umat manusia yang waras dan masih mempunyai hati nurani pun pasti tersengat hatinya menyaksikan kebiadaban Israel , yang tiap hari membantai penduduk Gaza . Dalih Israel bahwa serangannya untuk mempertahankan diri tidak dapat diterima akal sehat. Dewan HAM PBB memutuskan bahwa Israel telah melakukan pelanggaran HAM massal terhadap warga Palestina.
Presiden Majelis Umum PBB, Miguel d’Escoto Brockmann, di Markas PBB (14/1/2009) menyatakan, PBB bertanggung jawab terhadap kejadian di Timur Tengah. Karena PBB-lah (melalui resolusi 181 tahun 1947) yang memberi jalan terbentuknya negara Israel , dengan mengusir penduduk Palestina.
“Warga Palestina telah diperlakukan tidak manusiawi beberapa dekade terakhir, dan [agresi Israel ] akan membuatnya menjadi lebih buruk,” ujarnya. Dunia sebenarnya sudah lama tahu tabiat kaum Zionis ini. Seperti biasa, Israel tidak mempedulikan semua bentuk kecaman, seruan, kutukan, atau resolusi PBB. Bahkan, PM Israel Ehut Olmert berkata dengan ketus pada PBB, “Pikirkan urusanmu sendiri.” (Republika, 15/1/2009).
Sejak merampas tanah Palestina dan mendirikan negara Yahudi, 14 Mei 1948, kaum Zionis Israel ini tak henti-hentinya menebar teror dan kekejaman. Pada 10 November 1975, Majelis Umum PBB mengeluarkan Resolusi 3379 (xxx) yang menyatakan: “Zionisme adalah sebentuk rasisme dan diskriminasi rasial.” Tahun 1955, Indonesia memelopori Konferensi Asia-Afrika, yang salah satu jiwa pokoknya jiwa anti-Zionisme. Mantan Menlu RI , Roeslan Abdulgani, menulis, dalam konferensi tersebut Zionisme dikatakan sebagai “the last chapter in the book of old colonialism, and the one of the blackest and darkest chapter in human history”. Menurut Roeslan, “Zionisme boleh dikatakan sebagai kolonialisme yang paling jahat dalam jaman modern sekarang ini.”
Dr. Israel Shahak, cendekiawan Yahudi, dalam bukunya, Jewish History, Jewish Religion (1994) menulis: “In my view, Israel as a Jewish state constitutes a danger not only to itself and its inhabitants, but to all Jew and to all other peoples and states in the Middle East and beyond.” Jadi, menurut Shahak, keberadaan negara Israel yang sangat rasialis memang merupakan ancaman bagi perdamaian dunia.
Siapa “Teroris” Siapa ‘Militan’?
Apa yang dilakukan Zionis Yahudi saat ini di Gaza tampaknya merupakan realisasi dari politik pasca Perang Dingin yang dirancang oleh kelompok tertentu untuk memburu kaum militan Islam. Samuel P. Huntington, dalam bukunya Who Are We (2004) sudah menulis: “The rhetoric of America ‘s ideological war with militant communism has been transferred to its religious and cultural war with militant Islam.”
Jadi, menurut Huntington , pasca 11 September 2001, AS telah memutuskan untuk melakukan perang budaya dan perang agama dengan Islam “militan”. Nah, karena Hamas dikategorikan sebagai Islam “militan”, maka mereka harus ditumpas. Juga, siapa pun yang melindungi Hamas dan bersama Hamas, seperti wanita dan anak-anak Palestina, seolah juga halal dibunuh. Jika perlu jenazah anak-anak itu dijadikan umpan bagi anjing-anjing Yahudi-Israel. Inilah yang juga terjadi di Afghanistan .
Taliban, dengan alasan termasuk kategori ‘militan’ maka harus dibasmi dari muka bumi. Anehnya, masih ada saja media massa yang juga mengumbar sebutan ‘militan’ untuk Hamas dan tidak menggunakannya untuk Ehud Olmert dan George W. Bush yang jelas-jelas bertanggung jawab atas pembunuhan massal warga Afhgansiatan dan Palestina.
Perburuan terhadap Hamas pun sudah berlangsung lama. Karena tidak berhasil melumpuhkan Hamas, maka Israel dengan dukungan AS makin kalap saja. Apalagi setelah Bush mendapat hadiah lemparan sepatu dari wartawan Irak, al-Zaidi. Pada 22 Maret 2005, Syekh Ahmad Yassin, pemimpin Hamas, tewas dirudal oleh helikopter Israel . Hanya untuk membunuh seorang kakek yang lumpuh sekujur tubuhnya, Israel harus menggunakan senjata pemusnah massal semacam itu. Sebulan kemudian, Sabtu, 17 April 2005, giliran Abdul Azis Rantisi, pemimpin Hamas juga dihabisi Israel dengan cara serupa.
Pasca terbunuhnya Syekh Ahmad Yassin, Menteri Pertahanan Israel Saul Mofaz berkata: “Akan kami bunuh semua pemimpin Hamas Palestina”. Mofaz tidak menggubris seluruh protes terhadap aksi biadab Israel . Menurutnya, jika ada reaksi terhadap itu, maka itu hanya bersifat sementara dan akan segera dilupakan. Ketika itu, Gedung Putih pun hanya menyesalkan terbunuhnya Syekh Yassin. “We are deeply troubled by this morning’s actions in Gaza ,” kata Condoleeza Rice, yang waktu itu masih menjabat penasehat keamanan Gedung Putih. Namun, ia juga menekankan, bahwa Hamas adalah teroris dunia dan Yassin adalah pemimpinnya. Katanya: “Let’s remember that Hamas is a terrorist organization and that Sheikh Yassin himself has been heavily involved in terrorism.”
Sikap AS yang terus menjadi bodyguard dan cukong Israel semacam inilah yang telah memicu kenekadan pemimpin Israel untuk terus membunuh para pemimpin Hamas dan membunuhi penduduk Israel . Pasca terbunuhnya Rantisi , Israel juga menyatakan, bahwa mereka telah membunuh seorang “mastermind of terrorism”, dan terus menyatakan akan terus membunuh pemimpin militan Palestina. ” Israel … today struck a mastermind of terrorism, with blood on his hands,” kata Juru Bicara Kementeian Luar Negeri Israel , Jonathan Peled. “Jika otoritas Palestina tidak memberangus terorisme, maka Israel akan melanjutkan tindakan itu sendiri,” sambungnya.
Siapa yang “teroris” sebenarnya? Hamas adalah pemenang sah pemilu di Gaza . Tapi , AS tidak mau mengakuinya. Hamas berjuang karena negaranya dijajah dan dirampas. Hanya karena meluncurkan roket-roket yang mencedarai beberapa gelintir warga Yahudi, maka Hamas dicap sebagai “teroris”. Sementara tentara AS dan Israel yang telah membantai ribuan warga sipil Afghanistan dan Palestina diberi kedudukan terhormat sebagai “pemberantas” teroris. Karena mereka kuasa, dunia pun tidak berdaya. Bahkan, negara-negara Islam yang bergelimang kekayaan pun tak berdaya. Pemimpin-pemimpin Arab terus sibuk menggelar rapat dan merumuskan “Resolusi”, sementara di depan mata mereka warga Palestina dijadikan santapan peluru dan anjing Yahudi.
Logika Kekuatan!
Jika para pemimpin dunia Islam masih percaya pada “logika kertas”, maka Yahudi justru hanya percaya kepada logika kekuatan. Pada 29 April 2003, saat peringatan Holocaust, Ariel Sharon berpidato: “The murder of six million Jews has demonstrated that the Jewish people can only achieve security through strength.” Dengan mengenakan peci khas Yahudi (kipa) Sharon menegaskan, bahwa hanya kekuatan (strength) yang dapat menyelamatkan bangsa Yahudi. Karena itu, ia tidak terlalu percaya pada penggunaan cara-cara yang dinilainya menunjukkan kelemahan, seperti diplomasi, perundingan, dan sejenisnya.
Logika kekuatan ini memang banyak dianut oleh para tokoh Zionis. Salah satunya, Vladimir Jabotinsky. Gideon Shimony, penulis buku The Zionist Ideology (1995) menyebut Jabotinsky seorang Zioinis yang brilian, orator ulung, yang tumbuh di komunitas Yahudi Rusia. Teori-teorinya banyak diaplikasikan dalam gerakan Zionisme, terutama dalam penggunaan kekuatan dan segala cara yang memungkinkan untuk mewujudkan impian Zionis, termasuk penggunaan kekerasan. Ralph Schoenman, dalam bukunya The Hidden Agenda of Zionism, juga banyak mengungkap pemikiran Jabotinsky dalam mewujudkan impian Zionis. Bahkan, kaum Zionis tidak tabu untuk bekerjasama dengan Nazi Jerman, kaum pembantai Yahudi sendiri. Fakta-fakta kerjasama Nazi Jerman dengan gerakan Zionis untuk menggiring orang Yahudi ke Palestina juga diungkap sejawaran Inggris, Faris Glubb, melalui bukunya, Zionist Relations with Nazi Germany (1979).
Sebagian Zionis juga bisa mencari legitimasi penggunaan kekerasan pada sejarah nenek moyang mereka sebagaimana tertulis dalam Bibel: “Bersoraklah, sebab Tuhan telah menyerahkan kota ini kepadamu. Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi Tuhan untuk dimusnahkan. ” (Yosua, 6:16-17). Hanya seorang pelacur dan seisi rumahnya yang diselamatkan. (Yosua 6:17). “Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, kuda, dan keledai.” (Yosua, 6:21).
Melihat track record perilaku kaum Zionis selama ini, sebenarnya, pembantaian ribuan warga Palestina di Gaza saat ini memang tidak aneh. Dalam sejarah, Zionis-Yahudi memang dikenal haus darah. Mereka belum puas mencaplok wilayah Palestina, membunuh dan mengusir jutaan penduduknya. Kini, kaum Zionis mengerahkan anjing-anjing buas untuk memakan jenazah anak-anak Palestina!
Kata-kata apalagi yang bisa kita gunakan untuk melukiskan kebiadaban Zionis Yahudi ini? Manusia yang masih memiliki hati nurani pasti akan tersentuh dengan kebiadaban tersebut.
Karena itu, kita benar-benar terbelalak dan sangat terheran-heran, di Indonesia ini, ada beberapa gelintir manusia yang masih menaruh simpati kepada Israel dan terus mencerca Hamas. Bisa dimaklumi jika ungkapan-ungkapan simpati kepada Israel itu datangnya dari Presiden Goerge W. Bush yang memang sama saja dengan kaum Zionis. Sebagai bagian dari Kristen fundamentalis AS, Bush sepertinya percaya bahwa tanah Palestina memang hak mutlak bangsa Yahudi. Bangsa lain dilarang tinggal di situ. Dalam Kitab Kejadian 12:3: “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
Esther Kaplan, dalam bukunya, With God on Their Side, (2004) memaparkan banyak contoh bagaimana kaum Kristen fundamentalis (disebutnya “The Zionist Christians”) sangat mendukung aksi pendudukan Israel atas Pelestina. Jerry Falwell, tokoh Kristen fundamentalis AS, misalnya, tahun 1980 menulis buku “Listen America!” yang menjelaskan keharusan kaum Yahudi kembali ke tanah mereka, sebagai salah satu pertanda kedatangan Kristus yang kedua. Karena itu, kaum fundamentalis AS memberikan dukungan yang sangat kuat bagi pendudukan Israel atas Palestina. Tahun 2002, saat Presiden Bush menyerukan penarikan tank-tank Israel dari Tepi Barat, Falwell menghimpun 100.000 email untuk memprotes ucapan Presiden Bush.Sejak awal, gerakan Zionis memang sudah menggunakan klaim-klaim keagamaan Yahudi untuk merampas wilayah Palestina. Aksi ini kemudian dilegitimasi oleh PBB melalui Resolusi Majelis Umum PBB No. 181 tahun 1947. Hingga kini, klaim keagamaan itu tetap digunakan oleh kaum Yahudi dan kaum Kristen untuk menduduki wilayah Palestina
alangkah liciknya musuhku ini....
Israel adalah salah satu Negara yang sangat serius terhadap anak. Bisa dikatakan masa depan Israel akan sangat bergantung kepada anak-anak Israel itu sendiri. Maka itu tak heran, jika C. Robb mengatakan, “When you into the eyes your children, you can see the future of Israel”.
Hal ini pun diamini oleh Israel Children Centre (ICC), sebuah lembaga sosial Anak terbesar Israel sejak tahun 1976. Di situsnya, israelchildren.org, dituliskan bahwa program-program ICC seperti pengembangan diri, penempaan fisik, sosial dan lain sebagainya, akan membantu masa depan Israel yang lebih cerah, “they help guarantee a bright future for the State of Israel.”
Perhatian Israel kepada seorang anak memang perintah Talmud. Kitab rasis itu menerangkan peran penting orangtua Yahudi dalam menjaga millah anaknya. Tugas ini dilakukan tidak hanya oleh seorang ibu, tapi juga ayah. Maka itu ada sebuah ayat Talmud yang menerangkan peran seorang ayah dalam memainkan pendidikan anak.
Seorang ayah harus berhati-hati untuk menjaga anaknya dari kebohongan, dan ia harus selalu menjaga firman-Nya kepada anak-anaknya. (Talmud Sukkah 46b)
Dalam mazhab Hasidik pun ada sebuah riwayat ketika seorang ayah pernah datang ke Baal Shem Tov (Pemimpin Mazhab Hasidik Yahudi) dengan membawa suatu masalah seputar anaknya. Ia mengeluh bahwa anaknya meninggalkan ajaran moralitas Yahudi dan bertanya kepada rabbi Baal Shem Tov langkah apa yang harus ia lakukan. Maka, Baal Shem Tov pun menjawab: "Lebih cintai lagi anakmu."
Artinya, anak adalah investasi terbesar dalam millah Yahudi dalam mewujudkan titah kejayaan Israel dalam suatu masa. Oleh karenanya, dalam perkembangan terakhir, tercatat ada tren dimana lembaga-lembaga anak mulai menjamur di Israel.
Selain ICC, salah satu lembaga yang concern menangani anak Yahudi Israel ialah National Council for The Child Israel (NCCI). NCCI didirikan pada tahun 1979. Jika ICC bergerak pada ranah sosial dan pendidikan, maka NCCI lebih begerak pada bidang penjagaan hak anak-anak Yahudi. Mereke banyak terjun dalam praktik lobi dan pengawas kebijakan Israel tentang hak-hak anak-anak Yahudi baik dalam segi pendidikan maupun masa depan.
Selain NCCI, LSM anak yang fokus terhadap anak-anak Israel dan Yahudi diantaranya seperti Children's Rights Coalition, Civic Forum Institute (CFI), Conscience and Peace Tax International, Defence for Children International - Israel , Early Childhood Resource Centre, Israeli Residential Education and Care Association, Open line for Students , Palestinian Network for Children's Rights, Save The Children USA - West Bank/Gaza Field Office, Spafford Children's Centre, dan masih banyak lagi.
Apa sebenarnya yang menjadi misi dibalik menjamurnya Lembaga-lembaga anak di negara pembuat onar tersebut? Minimal ada dua misi utama dibalik itu semua. Pertama hal ini dilakukan sebagai kaderisasi Israel bagi generasi penerus bangsa Yahudi selanjutnya.
Kedua, ini dilakukan sebagai pengalihan isu bahwa Israel selama ini sangat memperhatikan hak-hak seorang anak. Hal ini akan berdampak pada pandangan dunia terhadap Israel tentang kiprahnya, menjaga masa depan seorang anak, termasuk juga anak muslim Palestina.
Padahal pada kenyataannya, hal itu tidak lah benar. Israel diam-diam mengorganisir anak-anak Israel untuk melakukan psy war terhadap anak-anak muslim Palestina dan dunia Arab pada umumnya. Hal inilah yang pernah terjadi pada tahun 2006 ketika Israel mengumpulkan anak-anak Yahudi di tengah lapang dan menuliskan kata-kata di roket militer Zionis sebelum melesat ke Palestina dan Libanon. Sambil tersenyum, bocah-bocah thaghut itu menulis:
Dear Lebanese, Palestinian, Arab, Muslim kids.
Die with love
Yours,
Israeli Kid
Israel pula yang menggorganisir bocah-bocah Yahudi untuk ikut melakukan aksi demo menentang perkawinan campur antara orang Yahudi dan non Yahudi serta menghina kaum non Yahudi dengan sumpah serapah. Mereka pun kerap mem-blow up pertemuan antara anak-anak Israel dengan anak Palestina untuk menutupi fakta seakan-akan mereka adalah bangsa yang baik dan menghargai orang lain.Padahal pertemuan itu hanyalah bagian dari pengalih isu dan tidak sebanding dengan apa yang telah mereka doktrinkan kepada anak-anak untuk menebarkan perang kepada Islam dan juga jutaan anak Palestina yang mereka bunuh.
Kita tentu masih ingat, pada tahun 2008 dimana Israel membabi buta membantai anak-anak Palestina. Ketakutan itu dilakukan Israel semata-mata karena anak muslim Palestina adalah bom waktu yang akan menghancurkan dan menghapus mereka dari muka bumi.
Kita ketahui bersama, bahwa pada bulan suci Ramadhan 1429 Hijriah, Khaled Misyal, pernah melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz Al Qur’an. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz itu adalah "kenyataan pahit" bagi Yahudi yang akan menjadi malapetakan bagi Israel. Jika dalam usia semuda saja mereka sudah menguasai Al Qur’an, bayangkan bagaimana 20 tahun lagi, bahkan 10 tahun lagi akan berbondong-bondong mendatangi Yahudi dengan serentetan senjata di tangannya. Itulah yang berkecamuk dalam pemikiran para bajingan-bajingan Israel.
Seperti yang pernah mereka lakukan dengan memenjarakan 13.000 anak-anak Palestina pada tahun 1989. Mereka pun disiksa dan diabaikan hak-haknya. Semakin keras tangisan anak Palestina, maka semakin brutal mereka menyiksa.
Hal ini dilakukan pasca meletusnya Intifdha pertama tahun 1987 dimana Pemuda-pemuda Palestina melakukan aksi balas dendam atas syahidnya enam anak Palestina oleh tentara thaghut Israel. Bayangkan bagaimana takutnya tentara thaghut Israel hanya dilawan oleh enam palestina, bagaimana dengan seratus, seribu, bahkan sejuta.
Maka itu tidak akan pernah ada kata berhenti untuk melawan agresi Zionis Israel. Kita adalah bangsa mulia yang sudah dijanjikan menang oleh Allah dalam melawan Yahudi. Dan yakinlah, cepat atau lambat, anak-anak Muslim Palestina akan menjadi martir dan siap membunuh Israel selama mereka masih duduk di Palestina.
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.”(QS. Al Anfal: 9).
CERITA TANGISAN ANAK PALESTINA !!! [so sweeet gan]
Seorang anak gadis di daerah Beit Lahiya, Gaza, Palestina, menangis terisak di pangkuan sang Ummi. Isakan tangisnya memantul di seluruh dinding-dinding rumah yang sebagian telah hancur oleh perbuatan zionis Israel. Kedua kakak laki-lakinya, yang menjadi anggota Brigade Izzudin Al Qassam telah pergi ke medan perang sejak Sabtu, 27 Desember 2008 lalu. Sedangkan abinya yang sudah tua, meninggal setelah Masjid Ibrahim al-Maqadna, tempat sang abi biasa sholat berjamaah dihancurkan oleh bom-bom Israel.
“Ummi, mengapa kita harus mengalami nasib seperti ini?”
“Ummi, bukankah Israel itu musuh seluruh umat Islam? Lantas mengapa hanya kita yang merasakan penderitaan ini?”
“Adilkah Allah pada kita Ummi?”
Sang ummi tak kuasa untuk menjawab.
Sejenak sang anak terdiam dalam isaknya. Menatap kepulan asap di langit-langit Palestina. Pesawat tempur Israel berkali-kali melewati atap rumahnya. Seakan sudah hilang ketakutan pada sang malaikat maut, kedua insan itu tak beranjak sedikitpun dari tempat mereka bersimpuh.
“Ummi....”, lanjut sang anak setelah berhasil menguasai isak tangisnya
“Sampai kapan kita harus hidup seperti ini?”
“Di manakah suara umat muslim lainnya? Apakah mereka tak tahu? Atau pura-pura tak tahu akan keadaan kita?”
“Di manakah suara negara-negara Islam yang lain Ummi? Apakah mereka sudah dibungkam juga oleh Israel? Apakah mereka takut pada Israel?”
“Akankah Israel bisa kita kalahkan?”
“Aku rindu akan janji kejayaan Islam Ummi....”
“Aku juga rindu Abi dan Kakak....”
“Apa mereka sudah di Jannah?”
“Kapan aku menyusul mereka Ummi?”
Kembali air mata sang anak tak terbendung, membayangkan wajah ayah dan kakak-kakaknya.
...
...
“Anakku....”, jawab sang Ummi.
“Yakinlah bahwa pejuang-pejuang Hamas di negara kita dan seluruh dunia tak akan pernah mengerek bendera putih untuk jihad suci ini. Mereka yang hanya punya batu akan terus melempar, roket akan terus diluncurkan, dan senjata-senjata akan terus terkokang. Mereka yang tak bisa datang ke medan perang, akan menyumbangkan harta, tulisan propaganda, dan doa-doa sepanjang malam.”
“Si biadab Ehut Olmert, Ehut Barak dan Tzipi Livni akan terus menggigit jari mereka melihat keteguhan semangat jihad kita!!!!”
“Anakku....”
“Perjuangan kita jauh dari kata akhir. Mujahid-mujahid akan terus berguguran. Sampai seluruh warga Palestina musnah atau negara Israel hilang dari muka bumi ini!!!!”
“Pun seandainya perjuangan ini membuat keluarga kita hanya tinggal berdua, aku ikhlas anakku”
“Aku rela!!! jika kedua kakakmu telah menjadi penghuni Jannah, menemani abi”
“Seandainya engkau laki-laki, pasti telah kuminta engkau untuk menyusul kedua kakakmu”
“Tabah ya nak, karena Janji Allah dan Surga-Nya itu pasti”
Jet-jet tempur Israel kembali terbang rendah melewati atap rumah mereka. Menyiutkan nyali siapapun yang tak berpegang teguh pada janji kemenangan Allah. Dimata Israel, nyawa mereka tak lebih berharga dari seekor binatang. Tapi di mata Allah, nyawa kedua insan ini, sama berharganya dengan nyawa penghuni Jannah yang lain.
Sesungguhnya ada awal dari tiap perjuangan, tapi tak akan ada akhir.
Majulah sahabat mulia, berpisah bukan akhir segalanya.....lepas jiwa terbang mengangkasa....Jihad kita tetap satu jua.....Jihad kita tetap satu jua.... *Izzatul Islam*
http://alvast.multiply.com/journal/item/17
Silahkan Gabung digroup ini (bagi yang punya facebook dan peduli) untuk bersama menunjukan sikap atau rasa Solidaritas kita pada negeri Palestina dari serangan Yahudi dan antek2nya..
http://www.facebook.com/group.php?gid=131879370160965
Hingga saat ini Zionis Yahudi membut terowongan2 di dasar masjid Al Aqsha..mereka bersembunyi dalam alasan hanya mencari sisa2 pninggalan sejarah mreka, namun sayang, ternyata alasan yg sesungguhnya adalah agar masjid Al Aqsha segera roboh..Zionis yahudi mengklaim bahwa masjid Al Aqsha adalah bekas bangunan kuil Sulaiman yang kini tinggal bersisa sebuah dinding batu memanjang (tembok ratapan)..Ohhh Yahudi2 tunggu kabar kepunahanmu dari Peta dunia..amienn..
Oleh krna itu, ALLAH memberi amanah kepada Rasul-Nya dan orang mukmin untuk menegakkan kalimah ALLAH sehingga tiada lagi ada fitnah di atas muka bumi ini..menerusi firman-Nya yang berbunyi :
(39) Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (40) Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.. (Surah an-Anfal, ayat 39-40)..
sesungguhnya, Allah memang menpunyai rencana hebat yang sungguh tidak kita ketahui, tetapi akan sangat menggermbirakan, meski kita harus rela berjihad demi saudara kita di sanaa ...
“Ummi, mengapa kita harus mengalami nasib seperti ini?”
“Ummi, bukankah Israel itu musuh seluruh umat Islam? Lantas mengapa hanya kita yang merasakan penderitaan ini?”
“Adilkah Allah pada kita Ummi?”
Sang ummi tak kuasa untuk menjawab.
Sejenak sang anak terdiam dalam isaknya. Menatap kepulan asap di langit-langit Palestina. Pesawat tempur Israel berkali-kali melewati atap rumahnya. Seakan sudah hilang ketakutan pada sang malaikat maut, kedua insan itu tak beranjak sedikitpun dari tempat mereka bersimpuh.
“Ummi....”, lanjut sang anak setelah berhasil menguasai isak tangisnya
“Sampai kapan kita harus hidup seperti ini?”
“Di manakah suara umat muslim lainnya? Apakah mereka tak tahu? Atau pura-pura tak tahu akan keadaan kita?”
“Di manakah suara negara-negara Islam yang lain Ummi? Apakah mereka sudah dibungkam juga oleh Israel? Apakah mereka takut pada Israel?”
“Akankah Israel bisa kita kalahkan?”
“Aku rindu akan janji kejayaan Islam Ummi....”
“Aku juga rindu Abi dan Kakak....”
“Apa mereka sudah di Jannah?”
“Kapan aku menyusul mereka Ummi?”
Kembali air mata sang anak tak terbendung, membayangkan wajah ayah dan kakak-kakaknya.
...
...
“Anakku....”, jawab sang Ummi.
“Yakinlah bahwa pejuang-pejuang Hamas di negara kita dan seluruh dunia tak akan pernah mengerek bendera putih untuk jihad suci ini. Mereka yang hanya punya batu akan terus melempar, roket akan terus diluncurkan, dan senjata-senjata akan terus terkokang. Mereka yang tak bisa datang ke medan perang, akan menyumbangkan harta, tulisan propaganda, dan doa-doa sepanjang malam.”
“Si biadab Ehut Olmert, Ehut Barak dan Tzipi Livni akan terus menggigit jari mereka melihat keteguhan semangat jihad kita!!!!”
“Anakku....”
“Perjuangan kita jauh dari kata akhir. Mujahid-mujahid akan terus berguguran. Sampai seluruh warga Palestina musnah atau negara Israel hilang dari muka bumi ini!!!!”
“Pun seandainya perjuangan ini membuat keluarga kita hanya tinggal berdua, aku ikhlas anakku”
“Aku rela!!! jika kedua kakakmu telah menjadi penghuni Jannah, menemani abi”
“Seandainya engkau laki-laki, pasti telah kuminta engkau untuk menyusul kedua kakakmu”
“Tabah ya nak, karena Janji Allah dan Surga-Nya itu pasti”
Jet-jet tempur Israel kembali terbang rendah melewati atap rumah mereka. Menyiutkan nyali siapapun yang tak berpegang teguh pada janji kemenangan Allah. Dimata Israel, nyawa mereka tak lebih berharga dari seekor binatang. Tapi di mata Allah, nyawa kedua insan ini, sama berharganya dengan nyawa penghuni Jannah yang lain.
Sesungguhnya ada awal dari tiap perjuangan, tapi tak akan ada akhir.
Majulah sahabat mulia, berpisah bukan akhir segalanya.....lepas jiwa terbang mengangkasa....Jihad kita tetap satu jua.....Jihad kita tetap satu jua.... *Izzatul Islam*
http://alvast.multiply.com/journal/item/17
Silahkan Gabung digroup ini (bagi yang punya facebook dan peduli) untuk bersama menunjukan sikap atau rasa Solidaritas kita pada negeri Palestina dari serangan Yahudi dan antek2nya..
http://www.facebook.com/group.php?gid=131879370160965
Hingga saat ini Zionis Yahudi membut terowongan2 di dasar masjid Al Aqsha..mereka bersembunyi dalam alasan hanya mencari sisa2 pninggalan sejarah mreka, namun sayang, ternyata alasan yg sesungguhnya adalah agar masjid Al Aqsha segera roboh..Zionis yahudi mengklaim bahwa masjid Al Aqsha adalah bekas bangunan kuil Sulaiman yang kini tinggal bersisa sebuah dinding batu memanjang (tembok ratapan)..Ohhh Yahudi2 tunggu kabar kepunahanmu dari Peta dunia..amienn..
Oleh krna itu, ALLAH memberi amanah kepada Rasul-Nya dan orang mukmin untuk menegakkan kalimah ALLAH sehingga tiada lagi ada fitnah di atas muka bumi ini..menerusi firman-Nya yang berbunyi :
(39) Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (40) Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.. (Surah an-Anfal, ayat 39-40)..
sesungguhnya, Allah memang menpunyai rencana hebat yang sungguh tidak kita ketahui, tetapi akan sangat menggermbirakan, meski kita harus rela berjihad demi saudara kita di sanaa ...
suara anak palestina
Suara Tangisan Anak Palestina
Palestina, ya, Tuhan menghendaki aku terlahir di Palestina. Negeriku, Palestina, darahku, Palestina. Aku terlahir di tengah desing peluru dan aroma kematian. Aku tak tahu, mungkin saat aku dilahirkan, tak jauh dari sisiku, ada saudaraku sesama anak Palestina yang meregang nyawa dengan luka menganga di dada dan kepala akibat peluru yang meghujam atau pecahan bom yang mendera.
Aku menangis saat dilahirkan, itulah garis hidupku, untuk menangis diawal kehidupanku. Mungkin tak jauh dari sisiku, ada juga yang menangis, ya, Ibu dari anak Palestina yang kehilangan anak akibat kejamnya peperangan. Anak itu sudah tidak bisa lagi menangis, mana mungkin, dia sudah terbujur kaku, tak berdaya dengan darah mengalir dari luka yang pasti sakit tak terkira…
Ibuku, pasti tersenyum saat aku lahir ke dunia, meski aku yakin, ia tak akan menampakkannya saat melalui lorong kematian di rumah sakit yang penuh sesak dengan gelimpang korban anak Palestina. Ibuku, pasti menangis jua, meski tertahan sesak di dada.
Ayahku, saat itu tak ada, kelak aku tahu bahwa saat aku memandang dunia, dia tengah memandang kematian dengan sekedar batu melawan tank dan tentara yang membabi buta, menyerang menggila. Aku beruntung, masih bisa bertemu ayahku, meski pada akhirnya aku harus rela, ayahku kelak juga terbujur di tengah deru pesawat tempur yang memuntahkan bom kemana saja, di kota yang kucinta.
Gaza, itu tercatat dalam buku kelahiranku, aku terlahir di Gaza.
Masa kecilku, kulalui dengan mainan senjata dan perang-perangan, ya, bagaimana tidak. Kotaku dikuasai pasukan asing bersenjata. Sesekali kulihat senjata itu menyalak, memuntahkan isinya, ada gas air mata, dan tentu ada yang peluru tajam meminta nyawa, warga Palestina, dan tak jarang anak Palestina.
Aku melihat anak Palestina seusiaku, sudah berani melawan pasukan asing meski hanya dengan ketapel kecil berisi sejumput batu yang tak berarti apa jika mengenai tameng tentara atau besi kendaraan lapis baja. Mereka berani tampil ke muka hingga ke dekat moncong senjata. Aku tak tahan, akhirnya akupun ikut jua.
Aku senang, karena aku merasa sebagai pejuang, alias jagoan. Aku tak takut, bukankah anak Palestina lain juga tidak takut ?
Aku belum berusia remaja sampai suatu saat kelak aku kehilangan kawanku yang kulihat kerap melempar batu dan melontar ketapel tak lelah-lelahnya, ya kelak ku tahu itu bernama Intifada. Kawanku menjadi korban Intifada.
Lama kelamaan aku menjadi terbiasa, melihat dan mendengar kawan, saudara, kerabat ataupun orang tak kukenal yang hilang atau tak tentu semesta, kabarnya dibawa pasukan asing dimasukkan ke penjara gelap gulita, atau tewas tak bernama. Aku terbiasa mengalami kehilangan, aku terbiasa melihat dan merasakan derita, aku terbiasa melihat airmata dan pasti aku terbiasa melihat warna merah mengalir dimana-mana.
Kata semua orang, kini kau sudah menjadi anak Palestina !.
Baru kutahu, anak Palestina berarti anak terjajah, yang harus membebaskan negeri dari cerita kelam negeri yang terlunta. Dan baru kutahu, Israel adalah negara yang dahaga atas tanah Palestina. Aku mulai merasa, bahwa aku bermakna dan bangga menjadi anak Palestina.
___________________
Kini, di penghujung tahun, kudengar lagi deru mesin tempur berseliweran di langit kotaku, kudengar dentuman membahana di sudut-sudut wilayah permaiananku, kutatap kilatan cahaya mematikan menyilaukan pandangan mataku disertai bunyi sirene di segala penjuru.
Pagi, siang dan malam terus berlanjut tak menentu, deru itu, dentuman itu dan kilatan cahaya itu menyergap seluruh sisi hidupku. Kulalui hari dengan berlari, berlindung dan bersembunyi dari serbuan tak menentu.
Aku tak tuli, kudengar tangisan dimana-mana, kudengar jerit teman sebaya, Ibu-ibu Palestina menggendong anak dan orang tua paruh baya yang terpaksa harus terpapah tanpa daya. Dan kudengar lenguh terakhir nyawa di dada.
Aku tak buta, kulihat luka, kulihat jasad dimana-mana, kulihat merah itu ada dan tak terkira, kulihat kotaku tak lagi indah mempesona. Dan harapan itu sepertinya sirna.
Aku tak menangis, meski ayahku menjadi jasad tersisa di tengah gempuran melanda kota. Tak ada lagi tangis, aku sudah terbiasa, seperti juga anak Palestina lainnya.
Waktu itu tiba, kata orang mulai ada perang kota !
Aku berlindung dibalik reruntuhan bangunan rumah ibadah, aku lihat, ada orang Palestina bersenjata, dengan tutup wajah dimuka, kutahu juga ada remaja Palestina memanggul senjata. Mereka sigap, lincah, berlari ke sudut-sudut tak terjamah, melawan pasukan asing yang menyerbu kedalam kota. Aku tahu, mereka siap mati di tanah tercinta.
Ah, seandainya aku bisa melalui hari-hari ini, tanpa sebutir peluru mengenai dada, tanpa pecahan bom menerpa kepala, mungkin aku tak-kan lupa, ini catatan kelam manusia di tanah terjajah, Palestina.
Tuhan, perkenankan aku menjadi remaja, agar aku bisa berlari membawa bendera, berikat kepala, bolehlah juga bersenjata, apa adanya, melawan pasukan asing sampai tetes terakhir itu tiba.
Kalau kau berbaik hati Tuhan, ijinkan aku menjadi dewasa, agar aku mengikat keras bendera di tiang dan sisa bangunan menjulang ke angkasa. Kulekatkan ikat kepala, selekat jiwa dan raga, senjata, apapun bisa kuguna, melawan hingga gelora di dada sirna bersamaan dengan hembusan nafas yang tersisa.
Aku anak Palestina, selamanya Palestina…
Aku menangis saat dilahirkan, itulah garis hidupku, untuk menangis diawal kehidupanku. Mungkin tak jauh dari sisiku, ada juga yang menangis, ya, Ibu dari anak Palestina yang kehilangan anak akibat kejamnya peperangan. Anak itu sudah tidak bisa lagi menangis, mana mungkin, dia sudah terbujur kaku, tak berdaya dengan darah mengalir dari luka yang pasti sakit tak terkira…
Ibuku, pasti tersenyum saat aku lahir ke dunia, meski aku yakin, ia tak akan menampakkannya saat melalui lorong kematian di rumah sakit yang penuh sesak dengan gelimpang korban anak Palestina. Ibuku, pasti menangis jua, meski tertahan sesak di dada.
Ayahku, saat itu tak ada, kelak aku tahu bahwa saat aku memandang dunia, dia tengah memandang kematian dengan sekedar batu melawan tank dan tentara yang membabi buta, menyerang menggila. Aku beruntung, masih bisa bertemu ayahku, meski pada akhirnya aku harus rela, ayahku kelak juga terbujur di tengah deru pesawat tempur yang memuntahkan bom kemana saja, di kota yang kucinta.
Gaza, itu tercatat dalam buku kelahiranku, aku terlahir di Gaza.
Masa kecilku, kulalui dengan mainan senjata dan perang-perangan, ya, bagaimana tidak. Kotaku dikuasai pasukan asing bersenjata. Sesekali kulihat senjata itu menyalak, memuntahkan isinya, ada gas air mata, dan tentu ada yang peluru tajam meminta nyawa, warga Palestina, dan tak jarang anak Palestina.
Aku melihat anak Palestina seusiaku, sudah berani melawan pasukan asing meski hanya dengan ketapel kecil berisi sejumput batu yang tak berarti apa jika mengenai tameng tentara atau besi kendaraan lapis baja. Mereka berani tampil ke muka hingga ke dekat moncong senjata. Aku tak tahan, akhirnya akupun ikut jua.
Aku senang, karena aku merasa sebagai pejuang, alias jagoan. Aku tak takut, bukankah anak Palestina lain juga tidak takut ?
Aku belum berusia remaja sampai suatu saat kelak aku kehilangan kawanku yang kulihat kerap melempar batu dan melontar ketapel tak lelah-lelahnya, ya kelak ku tahu itu bernama Intifada. Kawanku menjadi korban Intifada.
Lama kelamaan aku menjadi terbiasa, melihat dan mendengar kawan, saudara, kerabat ataupun orang tak kukenal yang hilang atau tak tentu semesta, kabarnya dibawa pasukan asing dimasukkan ke penjara gelap gulita, atau tewas tak bernama. Aku terbiasa mengalami kehilangan, aku terbiasa melihat dan merasakan derita, aku terbiasa melihat airmata dan pasti aku terbiasa melihat warna merah mengalir dimana-mana.
Kata semua orang, kini kau sudah menjadi anak Palestina !.
Baru kutahu, anak Palestina berarti anak terjajah, yang harus membebaskan negeri dari cerita kelam negeri yang terlunta. Dan baru kutahu, Israel adalah negara yang dahaga atas tanah Palestina. Aku mulai merasa, bahwa aku bermakna dan bangga menjadi anak Palestina.
___________________
Kini, di penghujung tahun, kudengar lagi deru mesin tempur berseliweran di langit kotaku, kudengar dentuman membahana di sudut-sudut wilayah permaiananku, kutatap kilatan cahaya mematikan menyilaukan pandangan mataku disertai bunyi sirene di segala penjuru.
Pagi, siang dan malam terus berlanjut tak menentu, deru itu, dentuman itu dan kilatan cahaya itu menyergap seluruh sisi hidupku. Kulalui hari dengan berlari, berlindung dan bersembunyi dari serbuan tak menentu.
Aku tak tuli, kudengar tangisan dimana-mana, kudengar jerit teman sebaya, Ibu-ibu Palestina menggendong anak dan orang tua paruh baya yang terpaksa harus terpapah tanpa daya. Dan kudengar lenguh terakhir nyawa di dada.
Aku tak buta, kulihat luka, kulihat jasad dimana-mana, kulihat merah itu ada dan tak terkira, kulihat kotaku tak lagi indah mempesona. Dan harapan itu sepertinya sirna.
Aku tak menangis, meski ayahku menjadi jasad tersisa di tengah gempuran melanda kota. Tak ada lagi tangis, aku sudah terbiasa, seperti juga anak Palestina lainnya.
Waktu itu tiba, kata orang mulai ada perang kota !
Aku berlindung dibalik reruntuhan bangunan rumah ibadah, aku lihat, ada orang Palestina bersenjata, dengan tutup wajah dimuka, kutahu juga ada remaja Palestina memanggul senjata. Mereka sigap, lincah, berlari ke sudut-sudut tak terjamah, melawan pasukan asing yang menyerbu kedalam kota. Aku tahu, mereka siap mati di tanah tercinta.
Ah, seandainya aku bisa melalui hari-hari ini, tanpa sebutir peluru mengenai dada, tanpa pecahan bom menerpa kepala, mungkin aku tak-kan lupa, ini catatan kelam manusia di tanah terjajah, Palestina.
Tuhan, perkenankan aku menjadi remaja, agar aku bisa berlari membawa bendera, berikat kepala, bolehlah juga bersenjata, apa adanya, melawan pasukan asing sampai tetes terakhir itu tiba.
Kalau kau berbaik hati Tuhan, ijinkan aku menjadi dewasa, agar aku mengikat keras bendera di tiang dan sisa bangunan menjulang ke angkasa. Kulekatkan ikat kepala, selekat jiwa dan raga, senjata, apapun bisa kuguna, melawan hingga gelora di dada sirna bersamaan dengan hembusan nafas yang tersisa.
Aku anak Palestina, selamanya Palestina…
bantuan untuk palestina
Sekjen Kementerian Kesehatan Ratna Rosita menyatakan pemberian hibah kepada Palestina untuk kepentingan membangun rumah sakit di Gaza Palestina. Hal ini merupakan tindak lanjut pertemuan antara Presiden SBY dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas pada 29 Mei tahun 2010 lalu.
"Tahun lalu 29 mei 2010, SBY dalam konpres menyambut Presiden Mahmud abbas. Komitmen membantu Palestina untuk hibah. Tahun lalu juga, ketua DPR Marzuki Alie dan beberapa anggota komisi satu telah melakukan kunjungan Palestina dan peletakan batu," jelasnya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/7/2011).
Akhirnya, lanjut Ratna, diputuskan pemberian bantuan sebesar Rp 20 miliar guna membangun RS Syifa untuk pusat jantung sesuai dengan kebutuhan Paletina. Bantuan tersebut dikelola oleh Islamic Development Bank (IDB) melalui trust fund.
"IDB bersedia untuk mengelola dana hibah tersebut. Di Palestina ada pembangunan RS Syifa tapi yang kita ambil sesuai kebutuhan Palestina, satu floor cardiac center," jelasnya.
Ratna menyatakan dengan bantuan tersebut sebetulnya tidak mencukupi untuk pembangunan pusat jantung tersebut. Untuk itu, IDB bersedia menambah sebesar US$ 8 juta.
"Jadi IDB MOU bersedia menambah dana US$ 8 juta. Untuk melengkapi rumah sakit untuk fasilitas. Setelah MOU tersebut kami telah melakukan persiapan. Operasional kita akan latih tenaga kesehatan palestina dari RS jantung harapan kita dan Kamis sudah punya program seperti itu dan anggarkan untuk pelatihan software-nya," jelasnya.
Pada 10 Juni lalu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta izin DPR-RI untuk pemberian hibah tersebut dan pada hari ini, DPR RI akhirnya menyetujui pemeberian hibah untuk Palestina sebesar Rp 20 miliar.
"Kita setuju untuk pemberian hibah untuk pembangunan rumah sakit di Gaza Palestina sebesar Rp 20 miliar," ujar Kepala Banggar DPR RI Melchias Markus Mekeng sambil mengetok palu.
Sabtu, 09 Juli 2011
subhanallah!!!! keajaiban di palestina
KEAJAIBAN PALESTINA SAAT PERANG GAZA
Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.
Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.
Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.
Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.
Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.
Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.
Berikut ini adalah rangkuman kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan.
Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”
Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”
Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.
Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,
“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.
Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.
Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”
Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin Al Aan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com (sudah tidak bisa diakses lagi). la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.
Selamat Dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).
Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).
Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.
Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.
Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.
Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.
Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.
Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.
HAMAS
Siapakah Hamas itu? Begitu gagah berani mereka menghadapi gempuran pasukan Israel dari darat dan udara. Padahal, mesin perang Israel jauh lebih canggih dan lengkap.
Pertanyaan yang hampir serupa sudah mengemuka pada Januari 2006 ketika Hamas memenangi pemilu legislatif Palestina. Hamas mengalahkan Fatah—faksi terbesar dalam PLO—yang sudah demikian lama berkuasa? Apa kehebatan Hamas sehingga rakyat memberikan suara mereka?
Hamas meraih 76 dari 132 kursi di parlemen yang diperebutkan dan Fatah 43 kursi. Sisanya direbut partai-partai kecil lainnya, seperti Partai Jalan Tengah, Palestina Independen, dan Badil masing-masing merebut dua kursi, sementara PFLP meraih tiga kursi, sedangkan empat kursi sisanya jatuh ke partai independen lainnya.
Tiga strategi
Siapakah mereka? Matthew Levitt dalam bukunya, Hamas: Politics, Charity, and Terrorism in the Service of Jihad, menulis, Hamas yang akronim dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya atau Gerakan Perlawanan Islam didirikan pada 14 Desember 1987. Organisasi ini merupakan pengembangan dari Persaudaraan Muslim—yang berpusat di Mesir—cabang Palestina.
Salah satu pendiri Hamas adalah Sheikh Ahmed Yassin, yang dibunuh Israel pada tanggal 22 Maret 2004.
Hamas didirikan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap organisasi-organisasi perlawanan Palestina yang lebih dahulu dalam menghadapi Israel. Mereka dinilai lembek dan cenderung kompromistis. Fatah, misalnya, membuka dialog dengan Israel.
Oleh karena itu, Hamas didirikan dengan tujuan utama menyingkirkan Israel dari peta bumi dan kemudian mendirikan negara Islam di seluruh wilayah yang dulu masuk dalam Mandat Inggris, yakni wilayah yang kini menjadi negara Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.
Walaupun dianggap paria dan diberi cap sebagai teroris oleh AS, Israel, dan sejumlah negara Barat, Hamas sangat memesona rakyat Palestina karena strategi perjuangannya.
Hamas memiliki tiga strategi untuk mendukung tercapainya tujuan perjuangan. Pertama, aktivitas kesejahteraan sosial-ekonomi bagi rakyat untuk membangun dukungan dari rakyat. Kedua, aktivitas politik untuk menandingi PLO yang sekuler dan Otoritas Palestina. Ketiga, melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel, termasuk dengan bom bunuh diri.
Dengan mengembangkan ketiga strategi itu—terutama yang pertama—mereka mampu meraih simpati dan dukungan rakyat Palestina dalam pemilu.
Kekuatan Hamas
Kemenangan Hamas dalam pemilu merupakan bukti bahwa mereka memiliki pijakan kuat di tengah masyarakat. Dominasi mereka di Jalur Gaza pun menegaskan hal itu.
Karya sosial dan kemasyarakatan mereka di tengah masyarakat Palestina merupakan salah satu daya pemikat dukungan rakyat. Lewat jaringan organisasi yang luas—kalangan ulama, mahasiswa, intelektual, organisasi kemasyarakatan lainnya—mereka mendapatkan dukungan dan legitimasi rakyat.
Dukungan dalam hal dana, misalnya, mengalir dari sejumlah negara. Mengutip Matthew Levitt, uang dalam jumlah jutaan dollar AS mengalir dari para donatur di Jordania, Qatar, Kuwait, Arab Saudi, Inggris, Jerman, AS, Uni Emirat Arab, Italia, dan Perancis.
Sejumlah negara Arab pun mendukung Hamas, misalnya Arab Saudi, Iran, Suriah, Lebanon, Libya, Sudan, Yaman, dan Qatar. Dukungan yang mereka berikan bermacam-macam, ada yang berupa dukungan dana, latihan militer, atau menjadi tempat berlindung tokoh-tokoh Hamas yang dikejar-kejar Israel.
Lalu, mampukah Israel mengalahkan Hamas? Barangkali Israel bisa menghancurkan infrastruktur yang digunakan sebagai alat perjuangannya. Namun, jaringan dan terutama ideologi perlawanan mereka tidak dapat dihancurkan meski mereka tercerai-berai. Hanya saja, itu berarti perdamaian masih sangat jauh. Apalagi Palestina sendiri tidak satu sikap dalam menghadapi Israel.
Pertanyaan yang hampir serupa sudah mengemuka pada Januari 2006 ketika Hamas memenangi pemilu legislatif Palestina. Hamas mengalahkan Fatah—faksi terbesar dalam PLO—yang sudah demikian lama berkuasa? Apa kehebatan Hamas sehingga rakyat memberikan suara mereka?
Hamas meraih 76 dari 132 kursi di parlemen yang diperebutkan dan Fatah 43 kursi. Sisanya direbut partai-partai kecil lainnya, seperti Partai Jalan Tengah, Palestina Independen, dan Badil masing-masing merebut dua kursi, sementara PFLP meraih tiga kursi, sedangkan empat kursi sisanya jatuh ke partai independen lainnya.
Tiga strategi
Siapakah mereka? Matthew Levitt dalam bukunya, Hamas: Politics, Charity, and Terrorism in the Service of Jihad, menulis, Hamas yang akronim dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya atau Gerakan Perlawanan Islam didirikan pada 14 Desember 1987. Organisasi ini merupakan pengembangan dari Persaudaraan Muslim—yang berpusat di Mesir—cabang Palestina.
Salah satu pendiri Hamas adalah Sheikh Ahmed Yassin, yang dibunuh Israel pada tanggal 22 Maret 2004.
Hamas didirikan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap organisasi-organisasi perlawanan Palestina yang lebih dahulu dalam menghadapi Israel. Mereka dinilai lembek dan cenderung kompromistis. Fatah, misalnya, membuka dialog dengan Israel.
Oleh karena itu, Hamas didirikan dengan tujuan utama menyingkirkan Israel dari peta bumi dan kemudian mendirikan negara Islam di seluruh wilayah yang dulu masuk dalam Mandat Inggris, yakni wilayah yang kini menjadi negara Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.
Walaupun dianggap paria dan diberi cap sebagai teroris oleh AS, Israel, dan sejumlah negara Barat, Hamas sangat memesona rakyat Palestina karena strategi perjuangannya.
Hamas memiliki tiga strategi untuk mendukung tercapainya tujuan perjuangan. Pertama, aktivitas kesejahteraan sosial-ekonomi bagi rakyat untuk membangun dukungan dari rakyat. Kedua, aktivitas politik untuk menandingi PLO yang sekuler dan Otoritas Palestina. Ketiga, melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel, termasuk dengan bom bunuh diri.
Dengan mengembangkan ketiga strategi itu—terutama yang pertama—mereka mampu meraih simpati dan dukungan rakyat Palestina dalam pemilu.
Kekuatan Hamas
Kemenangan Hamas dalam pemilu merupakan bukti bahwa mereka memiliki pijakan kuat di tengah masyarakat. Dominasi mereka di Jalur Gaza pun menegaskan hal itu.
Karya sosial dan kemasyarakatan mereka di tengah masyarakat Palestina merupakan salah satu daya pemikat dukungan rakyat. Lewat jaringan organisasi yang luas—kalangan ulama, mahasiswa, intelektual, organisasi kemasyarakatan lainnya—mereka mendapatkan dukungan dan legitimasi rakyat.
Dukungan dalam hal dana, misalnya, mengalir dari sejumlah negara. Mengutip Matthew Levitt, uang dalam jumlah jutaan dollar AS mengalir dari para donatur di Jordania, Qatar, Kuwait, Arab Saudi, Inggris, Jerman, AS, Uni Emirat Arab, Italia, dan Perancis.
Sejumlah negara Arab pun mendukung Hamas, misalnya Arab Saudi, Iran, Suriah, Lebanon, Libya, Sudan, Yaman, dan Qatar. Dukungan yang mereka berikan bermacam-macam, ada yang berupa dukungan dana, latihan militer, atau menjadi tempat berlindung tokoh-tokoh Hamas yang dikejar-kejar Israel.
Lalu, mampukah Israel mengalahkan Hamas? Barangkali Israel bisa menghancurkan infrastruktur yang digunakan sebagai alat perjuangannya. Namun, jaringan dan terutama ideologi perlawanan mereka tidak dapat dihancurkan meski mereka tercerai-berai. Hanya saja, itu berarti perdamaian masih sangat jauh. Apalagi Palestina sendiri tidak satu sikap dalam menghadapi Israel.
siasat yahudi
Melacak Siasat Kaum Yahudi
Era keberlimpahan komunikasi dan informasi merupakan titik awal perubahan kehidupan publik. Maraknya media-media canggih seperti TV, Radio, dan Internet telah menggiring manusia kepada kehidupan baru, permasalahan baru. Melalui teropong internet kita dapat memantau perkembangan manusia di seluruh jagat ini.
Keasyikan bermain di dunia maya telah menjadikan mereka lupa daratan, lupa akan pentingnya mencari ilmu. Hatinya kering karena tiada lagi siraman-siraman rohani yang meresap ke dalam hatinya. Mereka sudah tidak akrab lagi dengan majlis-majlis taklim, masjid, ceramah-ceramah atau petuah-petuah para ulama. Justru mereka lebih akrab dengan game-game di internet, frendster, twitter, dan face book yang semakin membooming dewasa ini serta hiburan-hiburan lainnya. Baik di dunia maya maupun di dunia nyata seperti panggung sandiwara, pentas hiburan dan sebagainya. Dalam pandangan Imam Asy-Syatibi, “Hiburan, permainan dan bersantai adalah mubah atau boleh, asal tidak terdapat suatu hal yang terlarang”. Selanjutnya beliau menambahkan, “Namun demikian hal tersebut tercela dan tidak disukai oleh para ulama, bahkan mereka tidak menyukai seorang lelaki yang dipandang tidak berusaha untuk memperbaiki kehidupan di dunia dan tempat kembalinya di akhirat kelak, karena itu ia telah menghabiskan waktunya dengan berbagai macam kegiatan yang tidak mendatangkan suatu hasil duniawi dan ukhrawi”.
Karl Marx, seorang pendiri pertama aliran komunisme, ketika ditanya, “Apakah pengganti akidah Uluhiyah (ketuhanan) itu ?” ia menjawab, “Penggantinya ialah tempat dan pentas hiburan. Oleh kerena itu lalaikanlah mereka dari akidah ketuhanan dengannya.” Mungkin ini yang dimaksud perangkap Yahudi dan musuh-musuh Islam lainnya seperti freemasonry, komunis, gerakan kaum salib dan zending. Mereka saling bahu-membahu dan bekerja sama untuk merobohkan, menghancurkan umat Muhammad. Mereka gunakan berbagai macam cara untuk menghancurkan umat Islam. Mulai dari hiburan, seks, wanita dan media-media lainnya.
Seorang pendeta Zuimir pernah berpidato dalam sebuah muktamar Kudus. Ia berkata: “Kalian mengkader para pemuda yang tidak kenal berhubungan dengan Allah dan tidak mau mengenal Dia. Setelah itu barulah akan tumbuh perkembangan Islam versi penjajah yang sesuai dengan keinginan mereka, yaitu orang-orang Islam tidak mementingkan masalah-masalah yang prinsipil, tidak menaruh perhatian terhadap soal-soal agamanya. Mereka hanya suka hidup bersantai-santai dan bermalas-malasan. Mereka tak mau memandang penting akan kehidupan kecuali kepada masalah seks. Kalau mereka itu belajar demi nafsu syahwat. Dan kalau ia mencari dan mengumpulkan harta, juga karena semata-mata untuk kepuasan nafsu birahinya. Begitu juga apabila membangun, membuat gedung-gedung dan tempat-tempat yang megah indah, tidak lain untuk pelampiasan syahwat mereka. Maka dengan jalan nafsu syahwat mereka curahkan segalanya.”
Salah seorang imperialis berkata : “Segelas minuman keras dan seorang artis bekerja untuk menghancurkan umat Muhammad adalah jauh lebih berhasil ketimbang 1000 pucuk senjata. Oleh karena itu tenggelamkan umat Muhammad ke dalam gemilang materi dan nafsu birahi.”
Mereka juga memanfaatkan media-media massa sebagai sarana untuk menghancurkan umat Islam. Hal ini terlihat dari pernyataan orang-orang komunis dalam perjanjian lamanya, “Dan kita telah berhasil menyebar luaskan sarana-sarana yang meruntuhkan agama berupa majalah-majalah, surat kabar-surat kabar, kisah-kisah, drama dan ceramah-ceramah dan tulisan-tulisan yang menawarkan faham atheisme dan mengajak kepadanya, serta mengandung sindiran dan ejekan terhadap agama dan para tokohnya dan seruan kepada melulu hanya ilmu pengetahuan (tanpa dengan agama) yang kemudian dijadikan Tuhan yang berkuasa.”[1]
Dalam protokolat Yahudi yang ke-2 disebutkan : “… Surat kabar yang dipegang oleh pemerintahan yang sedang berjalan di dunia ini adalah suatu kekuatan besar, yang dengannya kita akan berhasil menggiring umat manusia. Karena surat kabar itu merupakan wadah inspirasi umat, berisi tuntutan-tuntutan orang banyak, memberitakan tentang keluhan-keluhan dan juga menyebarkan keresahan dan kegelisahan rakyat jelata. Sedangkan pemerintah tersebut tidak tahu bagaimana cara menggunakan senjata ini dengan cara yang benar. Akibatnya mereka jatuh ke tangan kita. Dan lewat mass media inilah kita lolos, namun kita tetap berada di balik pagar. Lalu, dengan keuntungan surat kabar ini kita dapat menimbun emas. Dan bila pekerjaan semacam ini menuntut kita akan korban manusia hingga mengalirlah darah mereka, maka kita akan menyerahkan korban yang tidak sedikit dari bangsa kita. Tetapi setiap korban sebanding dengan ribuan orang selain bangsa kita di hadapan Allah.”
Musuh-musuh Islam tersebut tidak akan puas sebelum melihat umat Muhammad saw. diluluhlantakkan dari muka bumi ini, hancur berkeping-keping sampai tak tersisa. Bukan fisiknya yang mereka harapkan hilang dari permukaan bumi ini tetapi lunturnya akidah dan pecahnya akhlak umat Islam yang mereka harapkan. Dalam protokolat Yahudi yang dikutip oleh Syeikh Abdullah Nashih Ulwan, “Kita harus bekerja keras supaya akhlak dan budi pekerti di berbagai tempat menjadi runtuh. Dengan begitu, mudah bagi kita untuk berkuasa. Sesungguhnya Freud itu dari kelompok kita. Ia akan tetap menampilkan teori-teori yang berhubungan dengan soal seks di tengah sinar matahari dunia ini agar tak ada dalam pandangan para pemuda suatu zat yang dianggap suci dan dikuduskan (Tuhan) sehingga perhatian mereka yang paling benar dalam hidupnya adalah memikirkan soal kepuasan seks. Ketika itulah akhlak telah menjadi runtuh !”.
Sigmund Freud mengatakan, karakter potensi seksual (instink of race) manusia adalah sebagaimana kebutuhan jasmaniyah. Artinya, jika tidak disalurkan atau dipenuhi, maka akan membawa pada kegelisahan bahkan kematian. Sebab itu bapak psikonalisis ini menganjurkan gaya hidup (life style) liberal, free love dan free sex. “Biarkan pemuda pemudi bebas bagai burung di angkasa”, tuturnya. Nampaknya pola kehidupan kaum remaja saat ini telah terjerat dengan pernyataan Freud tersebut.
Media-media massa dewasa ini, seperti halnya tayangan-tayangan TV sudah banyak tayangan yang tidak mendidik dan cenderung mengundang hawa nafsu. Tayangan-tayangan yang mengandung kekerasan, perkosaan, percintaan dan lain sebagainya sudah menjadi menu saji masyarakat sehari-hari. Tiap saat mereka disuapi dengan bubur-bubur beracun yang diimpor dari kaum penjajah, Yahudi, salibisme, komunisme dan zending. Sehubungan dengan kekerasan pada tayangan TV, Ron Solby dari Universitas Harvard AS menulis bahwa ada 4 macam dampak kekerasan dalam TV terhadap perkembangan kepribadian anak:
- Dampak agresor, di mana sifat jahat dari anak semakin meningkat.
- Dampak korban, di mana anak menjadi penakut dan semakin sulit mempercayai orang lain.
- Dampak pemerhati, di mana anak menjadi makin kurang peduli terhadap kesulitan orang lain.
- Dampak nafsu dengan meningkatnya keinginan anak melihat dan melakukan kekerasan dalam mengatasi setiap persoalan.[2]
Mengenai cara orang tua mengarahkan dan mendidik anak-anaknya, Abu Said Al-Khudri mengutip pendapat Dr. Abdullah Nasih ‘Ulwan yang menyebutkan beberapa metode pendidikan anak. Di antaranya: Pertama, pendidikan dengan keteladanan; yakni mendidik tidak hanya dengan sekedar mengajarkan, tetapi dituntut pula untuk melaksanakannya. Dalam hal ini, bagaimana peran aktif seorang ayah atau ibu dalam mentransformasikan nilai-nilai positif terhadap diri anak-anaknya. Dengan lain kata orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik dalam sebuah keluarga.
Rasulullah saw pernah bersabda, “Tiada seorang bayi pun dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah yang bersih, maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi, sebagaimana binatang melahirkan binatang keseluruhannya”. (HR. Bukhari)
Kedua, pendidikan dengan kebiasaan, yakni anak dibiasakan hidup dalam suasana islami, misalnya shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, bangun pagi, dan kebiasaan lainnya yang sekiranya akan memotivasi anak untuk selalu bersikap baik. Ketiga, pendidikan dengan nasehat. Nasehat yang lembut tapi mengena atau nasehat yang bisa menggugah perasaannya bukan dengan caci maki dan marah-marah yang tidak jelas. Keempat, pendidikan dengan perhatian. Orang tua harus punya perhatian dan dukungan terhadap apa saja yang dilakukan anaknya. Banyak seorang anak kabur dari rumah atau sering bermasalah di sekolah karena kondisi keluarganya tidak harmonis dan sang anak merasa tidak diperhatiakan. Sehingga psikologi anak tersebut pun menjadi guncang. Akhirnya memutuskan untuk kabur dari rumah. Orang tua juga harus selalu memantau apa saja yang di kerjakan anaknya, bila yang dilakukan anak adalah salah, maka orang tua harus bertindak dengan memberikan pengarahan dan penjelasan tentang kesalahan tersebut. Sebaliknya jika apa yang dilakukan oleh anak itu sesuatu yang benar, maka orang tua pun harus meresponsnya dengan memberikan dukungan dan bantuan moril maupun material terhadap anaknya. Kelima, Pendidikan dengan memberikan hukuman dan pernghargaan. Hukuman itu perlu tapi jangan sampai melampaui batas. Rasulullah saw. bersabda, “Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di kala mereka berusia 7 tahun dan pukullah mereka apabila meninggalkan shalat pada usia 10 tahun”.[3] Begitu pun dengan penghargaan terhadap kebaikan yang dilakukan, agar ia mampu untuk berbuat yang sama. Bagi seorang anak, perhatian, kasih sayang, dukungan dan penghargaan adalah sesuatu yang sangat berharga dalam memacu kebaikan yang mereka lakukan
Jumat, 08 Juli 2011
rencana yahudi
YAHUDI DAN RENCANA BESAR ZIONIS INTERNASIONAL
Dalam sepanjang sejarah, Yahudi selalu memusuhi agama-agama lain yang diturunkan setelahnya, usaha untuk merusak agama lainpun mereka lakukan dengan berbagai cara. Sejak abad pertama Masehi, Yahudi telah melakukan pengrusakkan terhadap agama langit yang diturunkan kepada Nabi Isa as, dengan bermain-main pada prinsip-prinsip keyakinan dan hukum-hukumnya. Pada abad pertama Hijriah, Yahudi juga melakukan hal yang sama, mereka berusaha merusak Islam dan menampakkan permusuhan yang keras terhadapnya, akan tetapi mereka tidak berasil sedikitpun mengganggu kemurnian prinsip-prinsip Islam, karena Allahlah yang telah menjamin akan menjaga Alqur’an dari usaha-usaha jahat.
Kalau kita lihat secara obyektif, sebenarnya masalah besar yang menimpa Yahudi, seperti pengusiran yahudi dari Eropa, pengusiran di Rusia hingga munculnya gerakan anti smith, tidak lain adalah respon dari ulah mereka sendiri. Mereka selalu membuat onar, membuat makar dan konspirasi di manapun mereka berpijak, menghalalkan darah menusia serta membolehkan merampas harta dari selain golongan mereka.
Masalah kejiwaan mereka yang buruk ini tidak terlepas dari keyakinannya yang menganggap bahwa diri mereka adalah bangsa pilihan dan bangsa terbaik yang diturunkan di bumi, adapun bangsa selain Yahudi hanyalah binatang berbentuk manusia yang diciptakan oleh Allah untuk melayaninya, sehingga boleh dibunuh, diperlakukan kasar, dirampas hartanya dan kehormatannya. Kebiasaan-kebiasaan buruk lain yang sudah menjadi sifat Yahudi antara lain:
1- perangai kasar dan keji
2- suka mengobarkan peperangan dan fitnah
3- suka membangkang perintah Tuhan
4- membunuh para nabi yang diutus-Nya
5- Sombong dan keras kepala
6- tidak mensyukuri nikmat
7- gemar melanggar perjanjian
8- suka berselisih
9- merampas hak orang lain
10- egois dan tidak menerima etinis lain
Tidak satupun orang yang hidup di atas bumi ini mengingkari kriminal yang dilakukan Zionis-Israel, baik secara politik, ekonomi maupun kriminal perang. Israel sering menghalalkan segala cara untuk mewujudkan cita-citanya yang ekstrim. Mereka memimpikan akan berdirinya Negara Israel raya di atas tanah rampasan dari bangsa-bangsa lain, yang terbentang dari palestina hingga sungai eufrat di Irak. Menurutnya itu merupakan janji Allah yang akan memberikan tanah-Nya kepada bani Israel, sebagaimana tertulis di dalam kitab mereka. Karena Israel menganggap bahwa mereka adalah anak Allah dan kesayangan-Nya. Walaupun sebenarnya pendirian Negara Israel di tanah palestina juga mendapat pertentangan keras dari sebagian kelompok Yahudi sendiri.
Rencana ekstrim zionis telah menyebabkan konflik horizontal yang berkepanjangan, terutama konflik di Timur Tengah. Aksi brutal yang belum lama ini kita saksikan di Gaza adalah interpretasi dari kesombongan mereka dan rencana jahatnya, sekaligus aksi pembersihan etnis non-Israel. Posisi konflik yang sekarang terjadi antra Israel dan palestina merupakan konflik antara penjajah dan Negara terjajah, maka solusi untuk menghentikan konflik tersebut adalah dengan cara mengusir penjajah dari negeri jajahan. Hal semacam inilah yang dulu juga pernah terjadi di Indonesia yang menelan korban ribuan bahkan sampai jutaan jiwa.
Ide-ide perdamain sebenarnya hanyalah tipu daya Israel untuk mengelabui dunia. Ide perdamain yang sering mereka dengung-dengungkan tidak akan pernah terwujud, karena selalu mereka langgar sendiri, hal itu karena Israel tidak pernah mengenal bahasa kecuali bahasa perang. sebagai rakyat yang mempunyai rasa nasionalime tinggi dan memiliki jiwa patriotisme tentu tidak akan pernah rela kalau negerinya dijajah, itulah yang dilakukan para pejuang-pejuang Palestina untuk membebaskan negerinya dari penjajah, yang oleh Israel disebut teroris, untuk membangun opini masyarakat dunia, bahwa Israel sedang berperang melawan teroris. Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah selama Israel masih mempunyai cita-cita yang ekstrim, yaitu mendirikan Negara Israel raya, maka konflik horizontal tidak akan pernah bisa dihindari.
Langganan:
Postingan (Atom)