Untuk memaksa tahanan Palestina mengakui sebuah fakta, Israel tidak segan-segan menggunakan berbagai cara meski sangat brutal, kejam dan jahat. Bahkan anak—anak Palestina tidak selamat dari cara-cara sadis ini.
Sejumlah advokat Palestina yang menerima informasi dari tahanan anak-anak menegaskan bahwa badan intelijen Israel Shabak (Shinbet) mengintrogasi mereka di permukiman yahudi dekat kota-kota Palestina dengan cara siksaan menggunakan setrum listrik.
Tahanan Raid Sulaim Ridwan yang ditahan sejak 5 Agustus tahun ini dari Qalqiliah menegaskan, pasukan Israel menyeretnya ke kamp militer Shafen. Setelah tiga jam ia dipindah ke permukiman yahudi Ariel dan diinterogasi di sana.
Interogrator Israel membenturkan kepalanya di tembok agar mengakui tudingan yang dialamatkan kepadanya. Kemudian sekujur tubuhnya dipukuli Israel dan diancam akan disetrika dan dibakar kulitnya jika tidak mengaku.
Sementara tahanan Muhammad Ali Ridwan yang ditangkap di desanya Azon di Qalqiliah tengah pada 3 Agustus lalu menegaskan, seorang pasukan Israel memaksanya melepaskan pakaiannya untuk menutup matanya. Kemudian Israel memaksanya untuk menyerahkan semua barang-barangnya.
Ketika sang tahanan menyatakan tidak memiliki barang-barang, pasukan Israel memukulnya dengan senapan dan ditendang di bagian perut dan punggungnya. Setelah itu Israel menyeretnya di tanah sehingga mengalami luka-luka berat.
Hal yang sama terjadi dengan pemuda Yahya Ali Udwan (15). Ia menegaskan, pasukan Israel menangkapnya di desa Azon dan dibawah ke pemukiman yahudi Arail untuk diintrogasi. Interogator Israel memukul wajah berkali-kali.
Kemudian sebuah alat setrum dijepitkan di pundaknya, kemudian interogator menyetrum anak Palestina itu dengan listrik. Sontak sekujur tubuhnya bergetar kencang karena sengatan listrik.
Beberapa saat kemudian setruman listrik itu diulang sambil diancam akan disiksa terus jika tidak mengakui atau memberikan informasi miliknya. Akhirnya, tahanan bocah ini terpaksa menandatangani bahwa dirinya anak yang alim beragama karena takut siksaan.
Siksaan setrum listrik juga terjadi dengan tahanan Abdul Hamid Abu Haniyah (16). Ia memiliki dua saudaranya Jihad dan Ahmad Abu Haniyah yang ditahan Israel di penjara Magedo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar