apa tak kenal Palestina. Negeri tersubur dengan darah syuhada. Sesubur minyak pohon zaitun, yang tumbuh di seantero negeri ini. Lebih dari tujuh dekade ( sejak tahun 1948 ) kafilah syuhada terus bertambah panjang, tiada henti di negeri para Nabi.
Berlembar-lembar cerita seputar syuhada, luka, duka, nestapa, air mata …. Ada yang tersimpan dan tercatat. Namun, jauh lebih banyak lagi yang tercecer. Hanya tercatat pada lembaran Mahkamah Ilahi.
Di antara jejak perjuangan Palestina yang terabadikan adalah sepak terjang Faris Audah. Bocah Palestina berusia 11 tahun ini dengan gagah melempari tank Israel dengan batu dalam jarak 10 meter persis di hadapan moncongnya. Tank Israel memang tidak rusak sedikitpun. Tapi bukan itu pesan bocah Palestina kepada Israel dan dunia. Pesannya adalah “Hanya ada satu kata: Lawan.”
mereka (anak-anak Palestina) harus tampil ke gelanggang perjuangan melawan penjajah Zionis Israel yang didukung Amerika Serikat (AS) karena orang tua mereka berada di penjara-penjara Zionis Israel, pemimpin-pemimpin Arab dan dunia Islam diam “seribu bahasa”, tidak mampu mendobrak blokade atas Jalur Gaza yang telah berlangsung dua tahun lamanya, apalagi mengusir penjajah Zionis Israel dari tanah Palestina, bumi para Nabi.
Foto Faris kini tersebar ke penjuru dunia. Ia menjadi salah satu tonggak perlawanan jihad anak-anak Palestina. Faris tidak sendiri. ‘Adik-adiknya’ pun melakukan langkah-langkah yang sama. Seperti satu kisah nyata lainnya. Sang kakak (5 tahun) diajak berdemo melempar batu oleh adiknya (berumur 3 tahun). Perlawanan Palestina memang tidak main-main.
Berlembar-lembar cerita seputar syuhada, luka, duka, nestapa, air mata …. Ada yang tersimpan dan tercatat. Namun, jauh lebih banyak lagi yang tercecer. Hanya tercatat pada lembaran Mahkamah Ilahi.
Di antara jejak perjuangan Palestina yang terabadikan adalah sepak terjang Faris Audah. Bocah Palestina berusia 11 tahun ini dengan gagah melempari tank Israel dengan batu dalam jarak 10 meter persis di hadapan moncongnya. Tank Israel memang tidak rusak sedikitpun. Tapi bukan itu pesan bocah Palestina kepada Israel dan dunia. Pesannya adalah “Hanya ada satu kata: Lawan.”
Gambar faris Audah
Faris Audah pun menjemput syahadah pada malam harinya. Setelah komandan pasukan Israel memerintahkan menggeledah seluruh rumah untuk menangkap dan menghabisi Audah, sang bocah pemberani. Mereka berfikir panjang; membiarkan Faris tumbuh dewasa adalah memelihara bom waktu bagi Israel. Faris berpotensi menjadi sosok pejuang handal, seperti Imad Aqil, Yahya Ayyasy dan Mahmud Abu Hannud.mereka (anak-anak Palestina) harus tampil ke gelanggang perjuangan melawan penjajah Zionis Israel yang didukung Amerika Serikat (AS) karena orang tua mereka berada di penjara-penjara Zionis Israel, pemimpin-pemimpin Arab dan dunia Islam diam “seribu bahasa”, tidak mampu mendobrak blokade atas Jalur Gaza yang telah berlangsung dua tahun lamanya, apalagi mengusir penjajah Zionis Israel dari tanah Palestina, bumi para Nabi.
Foto Faris kini tersebar ke penjuru dunia. Ia menjadi salah satu tonggak perlawanan jihad anak-anak Palestina. Faris tidak sendiri. ‘Adik-adiknya’ pun melakukan langkah-langkah yang sama. Seperti satu kisah nyata lainnya. Sang kakak (5 tahun) diajak berdemo melempar batu oleh adiknya (berumur 3 tahun). Perlawanan Palestina memang tidak main-main.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar