Rabu, 29 Juni 2011

yahudi menguasai perekonomian indonesia

Quantcast

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [At Taubah 28]
Saat itu perekonomian kota Mekkah dipegang oleh orang2 kafir. Namun Allah memerintahkan Nabi agar mengusir orang2 kafir dari Mekkah.. Ummat Islam takut bahwa perekonomian terganggu dan mereka jadi miskin. Karena itu turun ayat tsb.
Saat ekonomi dikuasai orang kafir, mereka justru memiskinkan kita. Segala kekayaan alam kita dirampas sehingga meski negeri kita kaya, tapi rakyat kita miskin. Inginkah kita terus seperti itu?
Arab Saudi, Iran, Qatar, Kuwait, Malaysia yang lebih independen dari Indonesia kenyataannya lebih makmur daripada Indonesia.
Sebetulnya dominasi Yahudi AS di Indonesia sudah sangat kental.
Cuma umat Islam saja banyak yang tidak sadar atau tidak tahu.
Dari link2 di bawah, ternyata perusahaan2 migas asing seperti Exxon Mobil, Chevron, Conoco, Amoco, BP, Arco, dsb merupakan pecahan dari Standard Oil yang dimiliki oleh Rockefeller. Rockefeller ini ditengarai sebagai Yahudi dan pemikirannya sejalan dengan Zionis. Perusahaan2 “Yahudi AS” (jika berita link di bawah benar) menguasai 90% migas di Indonesia.
Freeport di mana mantan Menlu AS Henry Kissinger menguras emas, perak, dan tembaga Papua mendapatkan puluhan trilyun (dan mungkin sebetulnya ratusan trilyun) per tahun dari kekayaan alam Indonesia. Hebatnya sekali, untuk mendapat 10% saham perusahaan tsb Indonesia harus bayar mahal. Padahal mereka mendapatkan tanah milyaran meter per segi berikut emas, tembaga, perak secara “Gratis” dari Indonesia.
Negara-negara lain seperti Malaysia, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Venezuela, Iran, Norwegia, dsb cukup waras untuk menguasai kekayaan alam mereka lewat BUMNnya sehingga rakyat mereka makmur sejahtera.
Pimpinan pertama IMF Camille Gutt, seorang Yahudi. Begitu pula dengan pimpinan IMF sekarang (2010), Dominique Strauss-Kahn.
Pimpinan pertama Bank Dunia Eugene Meyer dan juga kebanyakan pimpinan WB serta yang sekarang (Robert P Zoellick) adalah Yahudi.
Dengan menguasai hak mencetak kertas jadi uang, mereka paksa dunia menjual BUMN2 dan kekayaan alam yang dikelola untuk mereka kuasai melalui program PRIVATISASI. Hendaknya ummat Islam serta tokoh-tokoh Islam menyadari hal ini. Jika tidak, kekayaan alam dan ekonomi ummat Islam berpindah dari ummat Islam ke tangan Zionis Yahudi.
Perusahaan rokok Phillips Morris (pemegang rokok Marlboro dan Sampoerna) juga mengeruk ratusan trilyun rupiah dari rakyat Indonesia.
Freeport Mc Moran juga ternyata satu perusahaan Yahudi yang mengeruk emas, perak, dan tembaga di Papua. Henry Kissinger, mantan Menlu AS, yang merupakan salah satu Direkturnya. Diperkirakan dari gunung Grassberg saja, Freeport bisa mendapatkan US$ 50 milyar (Rp 500 trilyun!). Perusahaan pertambangan lainnya adalah Rio Tinto, BHP Billiton, dsb.
Dari link di bawah saya lihat ummat Kristen ada yang menyadari bahwa Yahudi dengan kekuatan bisnisnya menghancurkan perusahaan2 Kristen.
Saya pelajari sekilas Presiden Bank Dunia, ternyata (apakah kebetulan?) mayoritas Yahudi semua dari Presiden pertama Eugene Meyer, hingga presiden2 terakhir seperti: Lewis T. Preston, James Wolfensohn, Paul Wolfowitz, Robert Zoellick.
Ada pun John J McCloy dan Robert McNamara meski bukan Yahudi namun sangat dekat dengan Zionis Yahudi. Bahkan McNamara-lah yang menjerumuskan AS ke dalam perang Vietnam. Beberapa dari Presiden Bank Dunia tersebut terlibat aktif di bidang politik. Paul Wolfowitz sebagai contoh adalah zionis Yahudi ekstrim yang menjerumuskan AS ke dalam perang Iraq.
http://en.wikipedia.org/wiki/World_Bank_Group
President Bank Dunia:
* Eugene Meyer (June 1946–December 1946) – Yahudi
* John J. McCloy (March 1947–June 1949)
* Eugene R. Black, Sr. (1949–1963) – Yahudi
* George D. Woods (January 1963–March 1968) – Yahudi
* Robert McNamara (April 1968–June 1981)
* Alden W. Clausen (July 1981–June 1986) – Yahudi
* Barber Conable (July 1986–August 1991) – Yahudi
* Lewis T. Preston (September 1991–May 1995) – Yahudi
* James Wolfensohn (May 1995–June 2005) – Yahudi
* Paul Wolfowitz (1 June 2005–June 2007) – Yahudi
* Robert Zoellick (1 July 2007–Present) – Yahudi
Bahkan ternyata pimpinan pertama IMF, Camille Gutt, ternyata seorang Yahudi. Begitu pula dengan Managing Director IMF yang sekarang (2010), Dominique Strauss-Kahn.
Ternyata keluarga Rothschild menguasai Bank Sentral Inggris sementara Bank Sentral AS, Federal Reserve Bank, dikuasai oleh keluarga Rothschild dan Rockefeller. Dengan menguasai Bank Sentral Inggris dan AS, mereka menguasai uang dunia.
Dengan jumawa Amschel Rothschild berkata di Frankfurt, “Let me issue and control a nation’s money, and I care not who writes the laws.” “Biarkan saya mengeluarkan dan mengawasi uang satu negara, dan saya tidak akan peduli siapa yang menulis hukumnya.”
Bahkan Bank Sentral Indonesia, BI, sekarang diswastanisasi sehingga lepas dari pemerintah berdaulat hasil pilihan rakyat. BI “bekerjasama” dengan lembaga keuangan dunia seperti IMF dan World Bank yang jelas-jelas dikuasai Yahudi. Jadi pemerintah pilihan rakyat sudah tidak berdaulat lagi terhadap BI, sementara Yahudi melalui IMF dan World Bank serta Perbankan dan Sekuritas yang mereka miliki justru punya pengaruh terhadap BI.
Dari tulisan di bawah, kaum Yahudi dari keluarga Rostchild mengenalkan Fiat Money pada tahun 1971. Uang kertas yang tidak didukung cadangan emas/perak. Sebelumnya, uang AS selalu diback-up dengan emas/perak (credit money) sehingga nilainya jelas.
Dengan dihapusnya dukungan emas, maka nilai Dollar AS tergantung pada “Pelaku Pasar Uang.” Nilai uang berubah-rubah setiap hari. Agar nilai uang kertas “stabil” para pemerintah melalui Bank Sentral mengeluarkan bunga seperti “Fed’s rate” atau SBI misalnya 7,5% per tahun. Jadi seandainya kaum Yahudi tersebut mengumpulkan uang Rp 1000 trilyun melalui Bank atau Sekuritas yang mereka miliki, maka mereka dapat Rp 75 trilyun dari hasil bunga/riba tersebut.
Krisis Moneter di tahun 1998 yang menyebabkan nilai rupiah jatuh dari Rp 2.400/1 US$ ke Rp 16.700/1 US$ hanya dalam beberapa bulan oleh spekulan valas Yahudi dengan George Soros menunjukkan pengaruh kuat kaum Yahudi di Indonesia. Bahkan saat ini George Soros bertemu dengan Wapres Boediono yang dulu menjabat sebagai Direktur BI di era Soeharto. Jatuhnya mata uang Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Korsel menunjukkan bahwa di negara tersebut juga dipengaruhi kekuatan Yahudi Soros cs. Perubahan kebijakan nilai tukar dari fixed rate (rupiah dipatok tetap terhadap dollar) menjadi floating rate menjadi peluang bagi Soros cs untuk berspekulasi dengan valas. Nilai rupiah jadi berubah-rubah setiap hari tergantung nilai yang diberikan oleh Soros cs.
Pasar Saham/Bursa Saham juga memungkinkan orang-orang Yahudi yang bergerak di bidang Sekuritas / investment manager untuk membeli saham-saham BUMN yang diprivatisasi.
Mungkin ada yang berkata ini Teori Konspirasi/Paranoid. Tapi beberapa link seperti Wikipedia, menurut saya cukup valid.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. sungguh licik....
    semoga ALLAH....memberikan balasannya


    Jika anda mencintai Islam, mohon sebarkan informasi ini ke yang lain atau dimuat di blog anda.

    BalasHapus